Kemidi Rudat: Pengaruh Kuat Teater Bangsawan di Lombok -->
close
Pojok Seni
12 March 2021, 3/12/2021 04:00:00 AM WIB
Terbaru 2021-03-11T21:00:06Z
BudayaMateri Teater

Kemidi Rudat: Pengaruh Kuat Teater Bangsawan di Lombok

Advertisement
Kemidi Rudat salah satu jenis teater tradisional di Lombok
Kemidi Rudat salah satu jenis teater tradisional di Lombok

pojokseni.com - Kemidi Rudat adalah teater tradisional yang berasal dari daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Keunikan dari teater tradisional satu ini adalah, sangat kuat pengaruh Melayu yang ada di dalamnya. 


Biasanya, pertunjukan dan kesenian tradisi yang ada di daerah Lombok setidaknya (meski sedikit) pasti ada pengaruh Hindu dan unsur budaya Bali di dalamnya. Namun, Kemidi Rudat justru tidak sama sekali. Pengaruh kuat Melayu yang melebur dengan kearifan lokal setempat menjadikan Kemidi Rudat salah satu pertunjukan yang unik. 


Kemidi tentunya berasal dari kata Komedi, yang mencirikan pertunjukan ini selalu membawa banyolan, lawakan, dan lelucon yang bersifat spontan (bukan berdasar naskah). Sedangkan "rudat" berasal dari kata "raudah" yang berarti berbaris, sedangkan beberapa lainnya menyebut kata "rudat" tersebut berasal dari "soldat" (bahasa Belanda) yang juga berarti "tentara" atau "baris-berbaris". Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena selalu ada banyak tentara, prajurit kerajaan, dan pakaiannya seragam dalam cerita yang dibawakan.


Namun, ada juga yang mengaitkan kata "rudat" tersebut dengan "rodat" yang merupakan kesenian tari diiringi musik tradisional yang bisa ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Khususnya di Pulau Jawa dan Kalimantan. Hal ini disebabkan dialog atau penuturan dalam Kemidi Rudat akan berupa nyanyian dan diiringi musik, apalagi bila dialog tersebut berupa syair atau pantun.


Pengaruh Kuat Melayu dalam Kemidi Rudat


Sebenarnya, Kemidi Rudat juga bisa dipertunjukkan di mana saja pada awalnya. Namun, lama-kelamaan Kemidi Rudat mulai berkembang dan akhirnya khusus dimainkan di dalam gedung pertunjukan. Pengaruh kuat Melayu sangat terasa ketika menyaksikan Kemidi Rudat, dimulai dari dekorasi panggung yang terpengaruh dekorasi pertunjukan Komedi Bangsawan (Teater Bangsawan) yang biasa ditemukan di Tanah Melayu. Nyaris sangat sulit menemukan unsur budaya Bali di dalam Kemidi Rudat, padahal nyaris semua kesenian tradisi asal Lombok ada pengaruh dari Bali, meski sangat sedikit.


Hal itulah mungkin yang menjadikan banyak pertanyaan, kenapa Kemidi Rudat bisa lahir di Lombok dengan pengaruh budaya Melayu yang sedemikian kental? 


Pengaruh Melayu juga tampak dari irama musik dan tetabuhan yang mengiringi pertunjukan Kemidi Rudat. Alat musiknya juga "gamelan" yang khas Sumatera, lengkap dengan rebab, rebana besar, tambur (disebut Jidur), serta biola. Lalu irama musiknya khas musik "stambulan" yang dulunya berawal dari Komedi Stambul yang kemudian memengaruhi Komedi Bangsawan. Hasilnya, Kemidi Rudat sangat terasa sangat "melayu" berkat irama musik "stambulan" tersebut.


Selain itu, pengaruh kesenian Islam yang menjadi corak Melayu juga tampak begitu mendominasi, ketika ada banyak nyanyian berbahasa Arab, dipadu dengan bahasa Melayu serta sedikit banyak bahasa setempat. Ditambah lagi, lakon yang dibawakan juga merupakan cerita asal Melayu lengkap dengan latar belakang kerajaan Melayu lama.


Ciri khas lain Kemidi Rudat ini adalah untuk permainan mereka menggunakan pemeranan realis dan karikatural dalam pertunjukannya. Hanya saja, tidak ada pemain perempuan di dalam pertunjukan ini. Semua pemeran adalah laki-laki.


Juga ada peran raja, putra/putri raja, penasehat raja, pelawak raja (khadam), raja makhluk halus, raja perampok, dan sebagainya. Tentunya, deretan para pemeran tersebut juga sangat mirip dengan Komedi Bangsawan, atau pertunjukan teater tradisi di Kalimantan yang juga terpengaruh Melayu, seperti Mamanda dan Tatayungan. Pakaiannya juga berkilauan, mewah, dan khas kerajaan (seperti kisah 1001 malam) yang menjadi salah satu ciri khas pertunjukan Melayu.


Teater Transisi


Kemidi Rudat, juga sama seperti Komedi Bangsawan (yang memengaruhinya) yakni termasuk dalam kategori teater transisi. Teater transisi adalah kondisi teater tradisional atau teater rakyat yang sudah dipengaruhi sedikit banyak oleh teater modern. Oleh karena itu, pertunjukan teater transisi ini juga banyak mengadopsi aturan atau konvensi panggung dari teater modern ala Barat. Kemungkinan besarnya karena pertunjukan seperti Komedi Bangsawan dan Kemidi Rudat misalnya, sudah terpengaruh dari Komedi Stambul. Sedangkan Komedi Stambul tersebut sudah terlebih dulu bersinggungan dengan ilmu pengetahuan teater baik dari Eropa, khususnya Yunani.


Hanya saja, permainan yang mengandalkan spontanitas masih menjadi andalan utama dari Kemidi Rudat. Sehingga para pemainnya mesti punya kemampuan yang lebih untuk improvisasi, khususnya bagi yang memerankan khadam. Catatan terakhir menyebutkan bahwa pertunjukan ini masih pernah dipertunjukan dalam beberapa festival kesenian daerah setempat. Juga ada kelompok Kemidi Rudat yang masih hidup di sekitaran Lombok Tengah.  

Ads