Seni Membuat Pedang dan Distingsi antara Pandai Besi dan Seniman Pembuat Pedang -->
close
Pojok Seni
26 January 2021, 1/26/2021 01:46:00 AM WIB
Terbaru 2021-01-25T18:46:10Z
ArtikelSejarah

Seni Membuat Pedang dan Distingsi antara Pandai Besi dan Seniman Pembuat Pedang

Advertisement
Ilustrasi Pedang

pojokseni.com - Sebagaimana perbedaan tegas antara penyair dengan penulis, meski sama-sama menggunakan media bahasa, begitu juga perbedaan dengan pembuat pedang (swordsmith) dengan pandai besi.


Untuk kasus berbeda (bukan pedang) di Indonesia, pembuat keris misalnya, diberi gelar "Mpu" yang tentunya berbeda dengan pandai besi yang juga membuat keris. Kenapa berbeda? Siapa yang membedakannya? Dan apa tujuan pembedaannya?


Berbeda dengan pisau atau parang, yang didesain fungsional untuk keperluan tertentu, maka pedang didesain untuk pertempuran. Di ratusan tahun lalu, ketika peperangan adalah hal yang lumrah terjadi di semua sudut bumi, seorang lelaki menjadikan pedang sebagai harga dirinya.


Untuk memenangkan pertempuran, maka terus terjadi revolusi dan pengaplikasian berbagai macam teknik untuk membuat pedang. Pedang kecil dan lurus untuk menusuk, pedang besar yang dipegang dengan tangan dua (two handed swords) yang berguna untuk memotong, pedang super tajam para samurai yang bernama katana untuk menyabet dan pedang lainnya memiliki teknik pembuatan sendiri. Pembuat pedang yang mumpuni akan membuat pedang berkualitas tinggi yang menjadikan pemegangnya tak terkalahkan di pertempuran.


Empat Kreteria Pedang


Sebuah pedang memiliki kualitas berbeda. Tidak semua pandai besi atau pengrajin logam mampu membuat pedang berkualitas. Kualitas pedang setidaknya dilihat dari empat kreteria;


  1. Kekerasan
  2. Kekuatan
  3. Kelenturan
  4. Keseimbangan


Pedang yang baik tentunya mesti keras alias solid. Hal itu disebabkan karena bahan logam yang digunakan jauh lebih padat yang menjadikan pedang itu tidak akan patah atau sompel. 


Kekuatan pedang menjadi hal yang juga harus diperhatikan. Mulai dari kekuatan bagian yang tajam, sampai gagangnya. Pedang yang biasanya memiliki panjang rata-rata 1 meter, harus tidak terlepas dari gagang juga tidak pecah, retak dan patah ketika berbenturan dengan sesama pedang, atau baju zirah.


Kelenturan pedang terkait dengan flesibelitas pedang tersebut ketika menyerap guncangan. Dengan pedang yang lentur, maka guncangan yang diterima ketika pedang tersebut berbenturan dengan yang berbahan logam lainnya, tidak mudah lepas dari tangan pemegangnya.


Sedangkan keseimbangan pedang terkait dengan panjang pendek mata pedang yang harus menjadikan pedang tersebut efektif ketika digunakan saat bertempur. 


Bahan-bahan Pembuat Pedang


Perunggu


Pedang di era Tiongkok kuno biasa dibuat berbahan perunggu. Hal itu disebabkan karena pedang berbahan perunggu yang kemudian dipadukan dengan bahan timah menjadikan pedang tersebut lebih ringan tapi kuat dengan terpaan. Namun proses pembuatannya cukup sulit dengan berbagai fase pembuatan dari proses casting sampai dekorating.


Pasir Besi


Ada banyak jenis pedang di zaman dulu yang terbuat dari bahan pasir besi yang digabung bersama batubara dan baja. Pencampuran bahan-bahan tersebut dinilai mampu menjadikan pedang memiliki kekuatan yang mumpuni dan ujungnya mampu dibuat menekuk. Pasir besi dan karbon digabungkan dan dipanaskan selama beberapa hari, baru dijadikan bahan utama pembuatan pedang.


Baja


Pedang yang terbuat dari bahan baja berukuran lebih besar dan berat, sehingga kebanyakan harus dipegang dengan tangan dua. Roman Gladius misalnya, pedang di era Romawi yang terkenal sangat kuat untuk bertempur.


Seniman Pembuat Pedang Berbeda dengan Pandai Besi


Banyak pihak pecinta pedang menganggap bahwa pedang terbaik berasal dari Jepang. Pedang Katana, senjata utama para Samurai, dianggap sebagai pedang terbaik yang memenuhi empat kreteria pedang berkualitas.


Meski demikian, harus diakui bahwa pedang Jepang sebenarnya adalah keturunan dari pedang Tiongkok. Bahkan, orang-orang Jepang belajar membuat pedang dengan orang Tiongkok. Hanya saja, pedang buatan Jepang selanjutnya jauh melebihi kualitas pedang yang dibuat Tiongkok.


Para pembuat pedang menghabiskan seumur hidupnya untuk berlatih dan berproses menciptakan sebuah pedang terbaik. Maka nama-nama pembuat Pedang selalu dikaitkan dengan unsur mitos dan legenda tertentu.


Nama-nama pendekar sakti yang memiliki pedang, akan selalu dikaitkan dengan nama pembuat pedangnya. Pedang dengan bilah yang sangat baik dan tajam, pastinya dibuat oleh seorang seniman pembuat pedang sejati. Bahkan, ada banyak yang menyebutkan bahwa pembuat pedang yang sejati, hanya akan membuat pedang seumur hidupnya. Dengan kata lain, Anda tidak bisa memesan benda lain berbahan logam dari seorang seniman pembuat pedang. Kecuali alat-alat perang lainnya, misalnya tombak, baju zirah atau pelindung. Tentunya, hal-hal tersebut juga merupakan "teman" dari pedang.


Sedangkan pandai besi, juga membuat pedang. Ia juga membuat pisau dapur, parang untuk bertani dan berkebun, dan benda-benda berbahan logam lainnya. Tapi untuk pedang, kalaupun ada, maka yang membeli dan menggunakannya biasanya seseorang prajurit biasa, atau warga yang diperbantukan untuk perang.


Tapi para perwira, ksatria yang unggul di medan perang, akan mempercayakan pedang di tangannya di seorang pembuat pedang. Tentunya, itu bukan pandai besi biasa. Ada banyak sumber yang mengatakan bahwa ketika membuat pedang, mereka akan berpuasa selama proses pemanasan logam (dengan tungku tradisional).


Mereka juga terus belajar metode pembuatan pedang terbaik, dan terus meningkatkan kemampuannya dan tekniknya di seumur hidupnya.

Ads