Mengurai Kembali Apa Itu Teater: Tempat Pertunjukan Hingga Wadah Kreativitas -->
close
Pojok Seni
16 January 2021, 1/16/2021 09:15:00 PM WIB
Terbaru 2021-01-18T17:50:42Z
Artikelteater

Mengurai Kembali Apa Itu Teater: Tempat Pertunjukan Hingga Wadah Kreativitas

Advertisement

pojokseni.com - Apa itu teater? Ada terlalu banyak definisi, namun kebanyakan yang mengambil definisi yang terlalu sederhana. Mari kita mengurai lagi, apa itu teater sebenarnya?


A. Tempat Pertunjukan


Definisi teater sebagai tempat tontonan merujuk pada pengertian teater secara etimologis. Kata teater berasal dari kata Yunani, yaitu theatron yang memiliki arti "seing place" atau tempat tontonan. Pada zaman Yunani klasik  (550 SM - 220 SM), penggunaan kata theatron merujuk pada gelanggang terbuka di mana tempat penontonnya tersusun setengah lingkaran dan berjejer sepanjang lereng bukit. Tempat tontonan ini digunakan sebagai tempat berlangsungnya pertunjukan dari teater klasik Yunani. Pada sekitar tahun 1570-an, kata teater disepakati memiliki definisi sebagai tempat pertunjukan.


Definisi teater sebagai tempat tontonan masih digunakan hingga hari ini. Beberapa gedung pertunjukan menyematkan kata teater untuk penamaannya. Seperti Teater Arena Mursal Esten di Padangpanjang, Teater Besar dan Teater Kecil di di kompleks Taman Ismail Marzuki di Jakarta, Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta di Jakarta, Teater Besar ISI Surakarta, Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah dan tempat-tempat tontonan lainnya. 


Penggunaan kata teater juga digunakan di bioskop untuk merujuk pada tempat pemutaran film. Teater Berlin Wintergarten adalah teater pertama yang dijadikan sebagai tempat pemutaran film dan menjadi cikal bakal lahirnya bioskop. Definisi teater kemudian berkembang menjadi tempat-tempat yang terkait dengan film dan drama. 


B. Pertunjukan Langsung


Teater memiliki sifat ephemeral atau berlangsung pada waktu yang singkat. Yudiaryani (2002:7) mengatakan bahwa teater “mati” setiap malam dan akan dihidupkan kembali pada malam berikutnya. Artinya, saat tidak dipentaskan atau setelah dipentaskan, peristiwa teater akan berakhir. Sehingga, kehadiran teater akan selalu baru dan tentunya akan memberikan pengalaman estetik yang juga selalu baru.


Berbeda dengan film yang dapat disaksikan secara berulang-ulang tanpa ada impresi yang baru, teater akan selalu menawarkan impresi kebaruan meskipun drama yang dipentaskan selalu sama. Artinya, teater memiliki hubungan yang erat dengan ruang dan waktu (berlangsung di sini dan pada waktu ini). Definisi teater ini melahirkan jurang pemisah yang sangat jauh antara teater dan film. 


C. Korelasi Spektakel dan Spektator


Penonton adalah salah satu unsur esensial yang membangun peristiwa teater. Tanpa penonton, teater tidak mampu mengejawantah dan peristiwanya hanya menjadi rehearsal (persiapan pertunjukan). Benang merah antara penonton dan tontonan menjadi jantung dari persitiwa teater. Segala macam pertunjukan dapat dikatan teater jika dilengkapi dengan kehadiran penonton. 


Pater Brook mengatakan bahwa akting teater tercipta ketika seseorang melintasi panggung kosong, sementara orang lain menyaksikannya. Berdasarkan definisi tentang akting teater tersebut, tergambar bahwa teater sangat bertumpu pada kehadiran penonton. Danarto pernah mencetuskan konsep “teater tanpa penonton”, yaitu konsep yang meleburkan antara aktor dan penonton. Artinya, setiap penonton adalah aktor dan pertunjukan tidak sedang ditonton. Meskipun demikian, tetap saja konsep ini membutuhkan kehadiran penonton. 


Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa teater adalah wadah antara spektator dan spektakel membangun sebuah hubungan kausalitas.


D. Kerja Artistik


Teater lahir ketika dipentaskan. Untuk dapat dipentaskan, teater membutuhkan pekerja-pekerja yang bekerja sama dalam tim kreatif untuk membawa drama ke atas panggung. Artinya, teater dapat diartikan sebagai sebuah kerja yang menghimpun banyak pekerja dalam proses kreatif kesenian. Wilayah kerja dalam teater terbagi menjadi dua tim, yaitu tim produksi dan tim kreatif. 


Tim produksi bertugas untuk menyelesaikan segala macam urusan administrasi, mulai dari perizinan, penjualan tiket, publikasi, dokumentasi dan kerja lainnya. Sedangkan tim kreatif bertugas untuk melakukan eksekusi artistik yang mengeksekusi ide hingga menjadi pertunjukan. Tim produksi beranggotakan pimpinan produksi, asisten produksi, hubungan masyarakat, publikasi, dokumentasi, dan manajer kerumahtanggaan. Sedangkan tim kreatif beranggotakan sutradara, dramaturg, asisten sutradara, aktor, penata cahaya, penata rias, panata busana, penata set panggung, penanggung jawab properti dan konsultan karya


Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa teater adalah sebuah kerja artistik untuk mementaskan karya secara langsung dihadapan penonton dan digelar di gedung pertunjukan (tempat tontonan). 


E. Wadah Kreativitas


Kerja teater adalah kerja kolektif yang kompleks, dimana berbagai disiplin ilmu yang dipadukan dengan harmonis di atas panggung. Sebagai kerja interdisipliner ilmu, teater membutuhkan dukungan dari berbagai para profesional, mulai dari aktor, sutradara, penulis naskah, perupa, pelukis, desainer, fotografer, videografer, penata cahaya, koreografer, penata suara, komposer, pemusik, penari dan berbagai tokoh dari bidang ilmu lainnya untuk menyatukan kreativitasnya. Sehingga, karya teater tidak dapat dijadikan sebagai karya tunggal seorang seniman. 


Sebagai seni kolaborasi, teater menjadi wadah dimana berbagai keahlian, ide dan kreativitas disatupadukan. Berangkat dari definisi ini, kata “teater” kemudian dimanfaatkan sebagai penamaan dari kelompok yang menjadi wadah kreativitas itu sendiri. Berbagai kelompok seni di dunia, seperti Moscow Art Theatre, National Theatre, Royal Theatre Company, Odin Theatre juga memanfaatkan kata “teater” sebagai penamaan dari wadah proses kreatifnya. Penggunaan kata “teater” sebagai nama kelompok juga digunakan oleh berbagai kelompok teater di Indonesia, seperti Teater Koma, Teater Mandiri, Teater Tanah Air, Studi Klub Teater Bandung, Teater Satu Lampung, Teater Sakata, Teater Senyawa, Teater Keliling, Teater Selembayung, Teater Garasi, Kala Teater dan berbagai kelompok lainnya. 

Ads