Kartu Nama: Siasat Penggusuran dalam Konsep Teater Epik -->
close
Pojok Seni
07 December 2017, 12/07/2017 11:14:00 PM WIB
Terbaru 2017-12-07T16:14:29Z
Media Patnerteater

Kartu Nama: Siasat Penggusuran dalam Konsep Teater Epik

Advertisement
Pementasan Kartu Nama oleh Teater Sandita.is.me


“Kemunduran industri itu siasat. Lihat saja sepuluh tahun kedepan, pabrik selesai, industri jalan!”

pojokseni.com - Teater Arena Mursal Esten ISI Padang Panjang kembali menyuguhkan pertunjukan teater yang menarik untuk dinikmati. Kali ini persembahan dari teater Sandita.is.me Padang Panjang. Pertunjukan teater yang bertajuk “Kartu Nama” karya/sutradara Maya Sandita ini dihelat pada senin malam (04/12/2017). Pertunjukan teater yang berdurasi 50 menit ini mampu membuat Teater Arena Mursal Esten disesaki penonton, meskipun untuk menonton pertunjukan ini tidak hanya masuk dengan cuma-cuma saja. Penonton harus membeli tiket seharga lima ribu rupiah.

“Kami tidak bermaksud untuk membangga-banggakan karya “Kartu Nama” ini sebagai karya yang layak untuk dihargai dengan uang. Tetapi kami mencoba membangun iklim penonton yang lebih bisa menghargai proses kesenimanan” ungkap Maya selaku sutradara sekaligus pimpinan dari teater Sandita.is.me.

Pertunjukan teater Kartu Nama berangkat dari kisah nyata tentang penggusuran yang ada di Baloi Kolam, Batam, Kepulauan Riau. Kartu Nama menceritakan tentang pihak asing yang datang dan mencoba menjarah tanah Baloi Kolam untuk dibangun pabrik-pabrik. Warga Baloi Kolam yang tidak memiliki surat kepemilikan tanah menjadi sasaran empuk penggusuran mereka. Namun, warga Baloi Kolam masih bersikukuh untuk mempertahankan tanah yang telah puluhan tahun mereka tempati.

Dengan berbagai cara para pihak asing itu meyakinkan warga bahwa pembangunan sangatlah berguna bagi warga Baloi Kolam, yang mereka harus lakukan hanyalah mengiklhaskan tanah rumah mereka saja. Sadar akan rencana yang gagal, para pihak asing tersebut mencoba menyusun siasat baru untuk memenangkan pertarungan. Akhirnya Kartu Nama menjadi sesuatu yang esensial dalam peristiwa penggusuran pada pertunjukan teater Kartu Nama karya/sutradara Maya Sandita.

Pementasan Kartu Nama oleh Teater Sandita.is.me

Tak hanya menyuguhkan kisah penggusuran, lebih jauh lagi pertunjukan Kartu Nama ini sarat akan kritik sosial dan melalui dialog-dialog yang intelektual, menjadikan pertunjukan teater Kartu Nama, tak hanya memberikan penyadaran namun juga memberikan pembelajaran.

Pada pertunjukan Kartu Nama produksi teater Sandita.is.me sangat kentara tergambar sebuah konsep teater eksperimental yang digagas oleh Bertold Brecht. Kiranya Maya Sandita mengadopsi konsep teater epik dari teaterawan asal Jerman ini. Dalam proses penggarapan Kartu Nama, tergambar jelas Maya ingin mewujudkan efek alienasi melalui skenario berfragmen-fragmen. Tak hanya itu, demi memisahkan penonton dari persitiwa panggung, aktor-aktor dari Kartu Nama keluar dari area panggung dan berperan di area penonton.

Salah satu adegan dalam pentas drama bertajuk Kartu Nama

Tak hanya itu, aktor-aktor juga melakukan interaksi kepada penonton guna memberikan ruang-ruang kepada penonton untuk mengkritisi cerita yang dikisahkan diatas panggung. Pertunjukan Kartu Nama karya/sutradara Maya Sandita ini rencananya akan dipentaskan kembali di beberapa kota yang berbeda, seperti: Pekan Baru, Bengkinang, dan Padang. (isi/pojokseni.com)

Ads