Siti Manggopoh: Patriotisme Sang Singa Betina -->
close
Pojok Seni
04 November 2017, 11/04/2017 11:44:00 AM WIB
Terbaru 2017-11-05T18:43:13Z
Artikelteater

Siti Manggopoh: Patriotisme Sang Singa Betina

Advertisement
Petunjukan Drama Tari Siti Manggopoh “Lengking Dendang Dalam Pekat” Karya Rasmida

Oleh : Desriyanto

pojokseni.com - Beberapa bambu runcing yang berdiri kokoh dengan taburan jerami menghiasi wajah panggung. Dilengkapi dengan bendera marawa pada empat sisinya. Cahaya perlahan menerangi narator yang berdiri di tengah panggung.

“Setapak tidak akan mundur, selangkah tidak akan surut. Siapa ingkar ia kafir, siapa mungkar dikutuk oleh allah. Begitulah ikrar yang terucap jelas dari masyarakat Agam untuk terus bertahan dan berjuang memberantas belasting yang diberlakukan Belanda di ranah Agam”

Begitulah penggambaran awal dari pertunjukan Drama tari “Siti manggopoh: Lengking Dendang Dalam Pekat” karya Rasmida. Pertunjukan peraih hibah Kemenristekdikti ini telah dipentaskan dua kali di tempat yang berbeda. Acara HUT kota Padangpanjang (26/10/2017) dan Peringatan Hari Sumpah Pemuda Nagari Manggopoh Kabupaten Agam (28/10/2017) merupakan dua tempat perhelatan karya ini. Selanjunya karya ini akan di pentaskan pada acara Dies Natalis ISI Padangpanjang, kemudian di Taman Budaya Sumatra Utara dan dalam jangka panjang karya ini akan dipentaskan di Serawak, Malaysia.

Dalam penggarapan drama tari ini, Rasmida dibantu Rafiloza yang bertindak sebagai komposer sekaligus pemusik. Konsep musik dalam drama tari ini mengacu pada pertunjukan kesenian tradisional yang tidak menghadirkan dinding pemisah antara pemusik, penari ataupun pemeran dalam satu panggung. Rafiloza menggabungkan instrumen musik modern dan tradisional dalam penggarapan musik untuk mengiringi setiap bagian karya.

Salah satu adegan dalam pertunjukan drama tari Siti Manggopoh: Lengking Dendang Dalam Pekat

Drama tari Siti Manggopoh: Lengking Dendang Dalam Pekat mengisahkan  perjuangan seorang perempuan ranah minang yang mempertahankan keutuhan Adaik Basandi Sarak, Sarak Basansi Kitabullah. Sistem belasting yang diberlakukan kolonial Belanda menjadi petaka bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sontak membangunkan singa betina asal Agam yang bernama Siti Manggopoh. Perempuan pemberani yang tak kenal takut dan lelah, bangkit dan berjuang untuk menjadi pengobar api semangat masyarakat  Agam untuk melakukan perlawanan.

“Lengking Dendang Dalam Pekat” merupakan alunan dendang Minangkabau yang digunakan sebagai suara latar dari kepekatan perjuangan yang dilakukan oleh Siti Manggopoh. Semangat juang dari seorang Siti Manggopoh digambarkan Rasmida melalui gerakan rampak yang energik dari penarinya, serta komposisi musik yang harmoni menjadi bagian pengantar karya ini. Narator sebagai pengantar cerita menggunakan bahasa minang klasik dan bahasa Indonesia menjadikan makna yang ingin disampaikan pengkarya dapat diserap oleh penonton dengan jelas.

Telah tercatat dalam sejarah, beberapa nama-nama besar yang berjuang dalam mempertahankan daerah yang mereka tempati di masa kolonial Belanda.  Berbagai penindasan yang dihadapi tidak memudarkan semangat mereka untuk terus bertahan melawan  kolonial. Meskipun sebagian dari mereka belum mendapatkan pengakuan secara sah dari suatu lembaga negara atas perjuangannya. Salah satunya adalah perjuangan yang telah digencarkan oleh perempuan dari Minang Kabau yang bernama, Siti Manggopoh.





Salah satu aktor dalam pertunjukan drama tari Siti Manggopoh: Lengking Dendang Dalam Pekat

Pejuang perempuan asal Agam yang bernama Siti manggopoh menjadi inspirasi bagi Rasmida untuk menciptakan drama tari Siti Mangopoh. Sebuah gerakan melawan lupa atas dahsyatnya perjuangan yang di lakukan oleh Siti Mangopoh merupakan tujuan utama dalam proses penggarapan karya yang berdurasi 25 menit ini. 

Menurut hemat penulis, patriotisme yang diusung sebagai esensi pertunjukan cukup tersampaikan dengan baik. Aksi heroik dari Siti Manggopoh terkesan begitu tergarap. Namun, terdapat beberapa catataan dalam konteks dramanya. Pengkarya kurang cermat memberikan identitas yang jelas bagi masing-masing  tokoh yang dihadirkan. Meskipun visualisasi tokoh Siti Manggopoh sangat jelas sebagai peran utama yang membawa alur dramatik pentas.

Hal yang menarik dari pertunjukan Drama tari “Siti Manggopoh: Lengking Dendang Dalam Pekat” ini adalah gerakan rampak yang energik sebagai penyampai buncahan semangat juang Siti manggopoh. Lengkingan dendang yang terdengar menyayat hati seakan mengiringi  penonton untuk larut dalam suasana kepekatan perjuangan yang di lakukan oleh Siti manggopoh pada masa perlawanan terhadap kolonial Belanda.

Melalui karya ini, Rasmida memiliki harapan yang besar kepada seluruh masyarakat di Indonesia, khususnya di Sumatra Barat. Untuk tidak melupakan perjuangan yang telah dilakukan oleh Sang Singa Betina, Siti Manggopoh. Dengan begitu, perjuangan Siti Manggopoh dapat dihargai dan ditempatkan sejajar dengan pahlawan-pahlawan nasional lainnya. (isi/pojokseni.com)


Ads