Dua Lukisan Penangkapan Diponegoro, Apa Bedanya? -->
close
Pojok Seni
05 June 2017, 6/05/2017 03:57:00 AM WIB
Terbaru 2017-06-04T20:57:55Z
BeritaSeni

Dua Lukisan Penangkapan Diponegoro, Apa Bedanya?

Advertisement
Lukisan karya Nicolaas Pieneman berjudul De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal baron De Kock (sumber foto : Liputan6)


pojokseni.com - Pangeran Diponegoro, digambarkan sebagai sosok pahlawan Indonesia dengan sorban putih dan keris di tangan. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap Belanda di tahun 1800-an, yang kemudian menjadi simbol patriotik di era modren ini. Apalagi setelah Chairil Anwar menuliskan puisi penuh semangat perjuangan dan nasionalisme berjudul Diponegoro.

Diponegoro tertangkap lewat skema yang sangat licik dan khiatan dari Kolonel Cleerens seorang perwira Belanda. Awalnya diajak berunding, ternyata ditangkap dan diasingkan ke Sulawesi Utara. Momen penangkapan yang terjadi pada tanggal 28 Maret 1830 tersebut diabadikan oleh dua pelukis, yakni Raden Saleh asal Indonesia dan Nicolaas Pieneman dari Belanda.

Kedua lukisan tersebut kemudian diberikan sebagai hadiah pada Raja Willem II. Lukisan karya Raden Saleh kini dipajang di Istana Merdeka, Jakarta. Sedangkan lukisan karya Nicolaas Pieneman kini dipajang di Rijks Museum, Amsterdam, Belanda.

Keduanya sama-sama menggambarkan situasi ketika Panglima Belanda Jenderal De Kock meminta Diponegoro untuk masuk ke dalam kereta yang akan membawanya ke pengasingan. Namun, jelas ada perbedaan dalam kedua lukisan tersebut. Nicolaas Pieneman menggambarkan Diponegoro tertunduk dan cenderung mengikuti perintah tersebut untuk menghindari konflik tertentu, dengan diiringi isak tangis dari para pengikut setianya.

Lukisan karya Raden Saleh yang diberi judul Gefangennahme von Prinz Diponegoro 

Sedangkan Raden Saleh memberi nafas nasionalisme dan kecintaannya pada sosok Diponegoro dalam lukisannya. Ia menggambarkan Diponegoro yang dipegangi beberapa prajurit Belanda dan matanya mengisyaratkan perlawanan. Tanda Diponegoro tetap menyatakan perlawanan dan berjuang, hingga detik terakhir.

Sedangkan kesamaannya, Diponegoro sama-sama digambarkan dengan jubah putih, celana dan jaket, memegang tasbih dan menggunakan sorban berwarna hijau. Lukisan Nicolaas Pieneman diberi judul Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock atau dalam bahasa Belanda De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal baron De Kock. Sedangkan lukisan Raden Saleh diberi judul Penangkapan Pangeran Diponegoro atau dalam bahasa Belanda Gefangennahme von Prinz Diponegoro.

Seorang sejarawan di Universitas Oxford, Peter Carey memberikan tanggapannya terhadap dua lukisan dari pelukis ternama di dunia pada eranya tersebut.

"Kekakuan dan keresmian terpancar kuat dari lukisan Pieneman. Sebaliknya, lukisan Raden Saleh diperkaya oleh nuansa kesedihan dan drama, dengan gambaran sikap keras para perwira Belanda yang berlawanan dengan wajah-wajah sendu pengikut Diponegoro," tulis Peter Carey seperti dirilis di laman Wikipedia. (ai/pojokseni.com)

Ads :
Lukisan yang begitu bermakna ini tentu akan membangkitkan semangat ketika menjadi pajangan. Namun, lukisan asli tentunya berada di Istana Merdeka dan Rijks Museum Belanda. Tapi, ada produk replika dari lukisan ini yang mirip aslinya dan bisa Anda jadikan pajangan yang sarat nilai historis di rumah Anda. Anda bisa membelinya di Lazada dengan klik gambar di bawah ini.



Lukisan di atas dibuat menggunakan teknik Giclee High Quality Printing di atas bahan canvas dari katun, sehingga menghasilkan tekstur alami dan kualitas setara lukisan di museum. Kanvas katun menjadikan lukisan ini tidak flat seperti lukisan dapa kanvas biasa, sehingga memberi kesan alami dan memperindah ruangan Anda.

Ads