Pendekatan Dialektika dalam menulis Drama -->
close
Pojok Seni
24 April 2017, 4/24/2017 04:09:00 PM WIB
Terbaru 2017-04-24T17:26:51Z
ArtikelResensiteater

Pendekatan Dialektika dalam menulis Drama

Advertisement


pojokseni.com - Dialectical Approach atau pendekatan dialektika merupakan suatu teknik yang digagas oleh Lajos Agri dalam bukunya “The Art of Dramatic Writing”. Agri mengemukakan tentang pentingnya pendekatan dialektika untuk membangun dramatic dalam teks drama. 

Buku “The Art of Dramatic Writing” dikenal secara luas sebagai buku yang representatif untuk mengetahui seni menulis drama. Bahkan ajaran dalam buku tersebut juga digunakan banyak orang untuk menulis karya sastra lainnya, semisal cerpen, skenario, dan novel. 

Untuk mengetahui lebih jauh apa yang dimaksud Agri sebagai pendekatan dialektika. Sebelumnya mungkin kita perlu mengetahui apa itu dealiktika? Kata itu datang dari bahasa yunani tua yang berarti percakapan atau dialog. Pada zaman yunani, seni mencari kebenaran adalah seni dengan derajat yang tertinggi. Semua orang berlomba-lomba mencari siapa dialektor yang terbaik. 

Dari semua masyarakat  Yunani lainya, Socrates menjadi urutan teratas dalam penilaian kolektif tentang diaektor terbaik. Socrates memberikan buah pikirannya dengan menemukan kebenaran dengan proses  menyatakan proposisi dan menemukan kontradiksi kemudian koreksi atas ini akan terus berlanjut tanpa batas. 

Jika kita menulusuri lebih jauh tentang pendekatan dialektika. Kita akan menemukan tiga langkah gerakan percakapan. Pertama pernyataan proposisi, yang disebut dengan tesis. Tesis adalah pernyataan yang didukung argument dan dikemukakan. Kemudian menemukan kontradiksi dari proposisi tersebut, yang disebut antithesis. 

Antithetis adalah lawan dari thesis hingga lahirlah kontradiksi. Resolusi  dari kontradiksi ini memerlukan koreksi dari proporsi asli untuk merumuskan proposisi yang ketiga. Proposisi yang ketiga ini disebut dengan sintesis. Kombinasi dari tesis dan antithesis. Atau bisa juga disebut resolusi dari tesis dan antithesis. 

Tiga langkah ini merupakan hukum segala pergerakan dalam membangun dramatik dari teks-teks lakon konvensional. (isi/pojokseni.com)

Ads