Pembubaran Kegiatan Sekolah Marx di ISBI Bandung, Bukti FPI Arogan dan Kurang Cerdas -->
close
Pojok Seni
12 May 2016, 5/12/2016 08:22:00 PM WIB
Terbaru 2016-05-12T14:35:26Z
ArtikelBerita

Pembubaran Kegiatan Sekolah Marx di ISBI Bandung, Bukti FPI Arogan dan Kurang Cerdas

Advertisement
Aksi anarkis FPI di ISBI Bandung

pojokseni.com - Aksi anarki, pembubaran, pengerusakan, kekerasan yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) sudah semakin mengkhawatirkan. Saat ini, sifat arogan dan sembrono, juga kurang cerdas dari FPI tersebut sudah mulai mengganggu ranah kesenian, bahkan ranah intelektual.

Tentu kita tidak bisa melupakan begitu saja, bagaimana FPI membubarkan pementasan Monolog Tan Malaka di Bandung, lalu acara Feminis di Yogyakarta, dan masih banyak acara kesenian lainnya yang dikacaukan FPI. Terakhir, kegiatan sekolah Marx di Kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jawa Barat, tidak luput dari keganasan ormas tersebut. 

Pada hari Selasa (10/5/2016) lalu, tiba-tiba sebanyak 30 orang anggota FPI mendatangi ISBI Bandung. Saat itu, tengah digelar kegiatan belajar bertajuk “Sekolah Marx : Memahami Seni Lewat Pemikiran Karl Marx” yang digelar LPM Daunjati ISBI. FPI yang menganggap kuliah filsafat tersebut mengajarkan paham komunisme kemudian membubarkan kegiatan tersebut.

Bukti ketidak-cerdasan FPI adalah ketika ormas ini dengan sembrono melakukan pembubaran pada kegiatan tersebut. Tentu saja, kita perlu mempertanyakan apakah sebelum melakukan tindakan ini FPI belum mempelajari bahwa kegiatan tersebut adalah termasuk Kuliah Filsafat (khusus kesenian) yang bahkan merupakan bagian dari kurikulum yang dibuat oleh Kemenristek Dikti.

“Kalau FPI cerdas, seharusnya mereka melihat kegiatan ini  merupakan bagian dari proses belajar mengajar mata kuliah filsafat,” kata  Kasubag Kemahasiswaan ISBI Bandung,  Hendra Permana, seperti dikutip dari KabarKampus.

Hendra menegaskan bahwa Karl Marx dan pemikirannya dibidang Filsafat dan kesenian, khususnya jurusan teater memang termaktub dalam Kurikulum Kemenristek Dikti. Kalau memang FPI anti dengan Karl Marx dan Marxisme-nya, seharusnya bisa mengajukan protes pada Kemenristek Dikti.

"Atau kalau memang harus begitu, seharusnya kuliah filsafat, atau jurusan teater sekalian dibubarkan saja," tambah Hendra.


Dikecam Polri dan Walikota


Kecaman terhadap tindakan FPI tersebut juga mendapat kecaman dari Polri dan Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, menyatakan bahwa tindakan anarkis yang dilakukan oleh FPI tidak bisa dibenarkan.

"Boleh saja berekspresi, tetapi kalau sudah menjurus ke anarkis itu tidak dibenarkan," kata Boy Rafli.

Sedangkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil menegaskan bahwa
Menurut orang nomor satu di Bandung ini, tindakan FPI semua teori memiliki kedudukan yang sejajar sebagai ilmu pengetahuan. Ia menambahkan, bahwa ia juga mempelajari Marx, Manuel Castels dan lain-lain. 

"Melarang kegiatan akademik di dalam institusi pendidikan kampus itu tidak bisa dibenarkan," katanya. (ai/pojokseni)

Ads