Kedok Emansipasi Wanita Dalam Nurani -->
close
Pojok Seni
28 May 2016, 5/28/2016 03:13:00 PM WIB
Terbaru 2016-05-28T08:13:23Z
Resensiteater

Kedok Emansipasi Wanita Dalam Nurani

Advertisement
Kedok emansipasi wanita, dalam 'Nurani' karya Wisran Hadi

pojokseni.com - Perjuangan kaum perempuan untuk menyamakan derajatnya dengan laki-laki, menjadi pesan penting dalam pertunjukan drama berjudul 'Nurani' karya Wisran Hadi. Pementasan tersebut dipentaskan di Teater Arena, ISI Padangpanjang, hari Kamis (26/5/2016) pukul 20.00 WIB. 

Dalam pentas tersebut, tersirat cerita bahwa kaum perempuan akan terus memperjuangkan persamaan derajat dan emansipasi wanita tersebut. Mereka tidak rela dan pasrah dengan apa yang ditakdirkan padanya. Sayangnya, mereka menghalalkan segala cara, dengan berkedok semangat emansipasi. Hal itu justru membuat terbunuhnya nurani.

Pertunjukan yang sarat akan makna ini dengan jelas menyindir kaum perempuan zaman sekarang yang tidak ingin dipandang rendah dan terkekang dirumah saja. Mereka ingin memiliki kedudukan sama seperti laki-laki dalam segala hal. Padahal kaum perempuan berperan penting dalam rumah tangga. Terutama memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.
Adegan dalam pentas drama Nurani

Pementasan tersebut diperankan oleh Alfidya Nur Yuanda sebagai nurani, Ami Tri Sayuti sebagai Ibu Kepala, Nanik Yuliani sebagai Ibu Haji dan Ketri Melinda sebagai Ibu Dosen. 

Dari pandangan pojokseni.com, para aktor yang bermain lepas dan mengalir. Hingga, dialog-dialog yang disampaikan sangat komunikatif.  Para aktor juga berjalan keluar panggung dan berinteraksi dengan penonton. Sehingga pertunjukan terasa sangat akrab dengan penonton.

Terlebih ketika adegan matinya nurani. Tokoh nurani menyampaikan ketidak berdayaannya melalui gerak-gerak tubuh yang telah distilir. Dengan tatanan musik dan cahaya yang menambah kesedihan pada prosesi kematian nurani. 
Pertunjukan juga terasa sangat variatif, dengan suasana adegan per adegan yang terus dinamis, sehingga tidak monoton.

"Simbol yang dihadirkan bisa ditangkap dan dialog-dialog yang dilemparkan sangat komunikatif, sehingga pesan nurani tersampaikan," kata seorang penonton, Jeje Yuardi pada pojokseni.com. (ikhsan/pojokseni)

Ads