Usai Workshop, Anak Teater ISI Padangpanjang Bentuk Komunitas Penulis Kritik -->
close
Pojok Seni
26 March 2016, 3/26/2016 10:15:00 PM WIB
Terbaru 2016-03-26T15:15:34Z
Beritaevent

Usai Workshop, Anak Teater ISI Padangpanjang Bentuk Komunitas Penulis Kritik

Advertisement
Workshop menulis kritik seni di ISI Padangpanjang

pojokseni.com - Program studi seni teater Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang mengadakan workshop yang bertajuk penulisan kritik seni dengan tema “Mentransformasikan dan membahasakan kekayaan imajinasi ke dalam tulisan kritik seni di media massa”. 

Workshop ini diadakan selama dua hari, yaitu mulai tanggal 23 hingga 24 Maret 2016 ini mengajak mahasiswa seni khususnya seni teater untuk tidak hanya berkarya namun juga bisa menulis kritik terhadap karya. 

Para peserta workshop ini adalah mahasiswa seni pertunjukan dan mahasiswa pasca sarjana ISI Padangpanjang. Pelaksanaan workshop ini bertempat di Studio Teater Lantai 2 Isi Padangpanjang. Menurut ketua pelasana, Saaduddin, M.Sn. capaian dari workshop ini adalah membentuk komunitas penulis di isi padangpanjang khususnya mahasiswa teater.


“Para peserta workshop akan membentuk sebuah komunitas penulis yang mana selalu aktif dan rutin menulis kritik-kritik tentang pertunjukan teater di Sumatra barat," terangnya.

Pada hari pertama, Acara workshop penulisan kritik seni resmi dibuka oleh pembantu rektor I, Ediwar S.Sn M.Hum Ph.D, mewakili Rektor ISI Padangpanjang yang berhalangan hadir. Pemateri pada hari pertama adalah Yusrizal KW asal Padang, Sumatera Barat. Beliau lebih dikenal sebagai cerpenis Indonesia. 

Yusrizal KW membagikan motivasi-motivasi kepada seluruh peserta workshop tentang betapa penting dan menyenangkannya menulis itu. Ia juga memberikan semacam trik agar tulisan bisa dimuat di media massa. 

Selepas ISOMA, materi yang diberikan lebih ke praktek. Bagaimana para peserta workshop dapat memberikan kesan dan kesimpulan terhadap sebuah pertunjukan seni yang diputar melalui infokus. Kemudian masing-masing membacakan tulisannya lalu mendapatkan pembenaran dari pemateri

Pada hari terakhir, materi workshop diberikan oleh Arie F Batubara asal Jakarta. Beliau pernah meraih Penulis kritik teater terbaik Festival Film Indonesia pada tahun 1986. Materi yang diberikan oleh Arie F Batubara melanjutkan dari pembahasan workshop kemarin. Penjabarannya lebih focus pada kritik seni. 

Peserta workshop mendapatkan selebaran yang berisikan kritik-kritik yang telah di muat pada media nasional dan daerah. itu bertujuan untuk memberikan perbandingan tulisan yang dapat peserta workshop lihat perbedaannya.

Selepas ISOMA, pemateri memutarkan sebuah film yang berjudul Senyap karya Joshua Oppenheimer. Setelah film berakhir, para peserta diminta untuk menulis kritik terhadap film tersebut.

Akhirnya, acara resmi ditutup oleh ketua pelaksana Saaduddin, M.Sn
Menurut salah seorang peserta workshop Fauzana Ridya, acara seperti ini sangat menumbuhkan semangat para mahasiswa untuk menulis kritik.

“Dengan motivasi-motivasi yang diberikan pemateri, saya serasa mendapatkan dorongan semangat yang baru untuk menulis,” katanya. (isi/pojokseni)

Ads