PERGURUAN BATU MELAYANG Episode 1 -->
close
30 December 2014, 12/30/2014 04:28:00 PM WIB
Terbaru 2014-12-30T10:13:14Z
Cerita KomediSastra

PERGURUAN BATU MELAYANG Episode 1

Advertisement
Silat Rejang
Cerbung canda ala Bengkulu
Oleh : Ardi Salman*

Episode I : PENDEKAR PENDEK

Pada zaman dahulu kala, sekitar tahun 1970-an, tersebutlah suatu Negeri yang bernama Rimbo Bujang yang terletak dikaki sebuah Gunung Berapi, bernama Gunung Kaba. Negeri Rimbo Bujang adalah Negeri yang sejuk dan berhawa dingin. Negeri ini sangat terkenal di Dunia Persilatan diseluruh pelosok Tanah Rejang.

Penduduknya ramah-ramah,baik hati,tidak sombong dan juga suka menabung. Mereka rata-rata bermata pencarian sebagai petani, berladang,dan sebagian yang Beternak. Ada yang menanam ubi,jagung,kelapa dan beternak Labi-Labi serta memelihara Ikan Palak Timah. Ikan Palak Timah adalah ikan yang sangat digandrungi dikalangan Tanah Rejang dan Bengkulu waktu itu, selain Ikan Perut Buncit dan Ikan Betok.

Konon asal kata Rimbo Bujang adalah dikarenakan di negeri ini penduduknya banyak yang bujang alias Perjaka,dan hanya sedikit saja jumlah anak gadisnya. Mereka ada yang memang Bujang Asli,ada Bujang Palsu, Bujang Ayam, Bujang Lapuk,Bujang Ompong dan lain sebagainya.

Di desa ini terdapat sebuah Perguruan Silat yang tersohor di seantero jagat dan sangat disegani di Dunia Persilatan setanah Rejang. Perguruan yang bernama "Perguruan Silat Batu Melayang". Pemimpinnya bernama Datuk Nizar, yang juga dikenal dengan julukan Pendekar Batu Batako. Nama ini merujuk pada sebuah Batu yang selalu terikat dipinggangnya,dan selalu dibawa kemana pergi.

Dt.Nizar memiliki seorang Isteri yang bernama Tek Jelinis,yang dikenal dengan julukan Pendekar Selop Jepit. Seperti suaminya,sepasang sendal jepit yang selalu terselip dibalik jubahnya yang panjang. Mereka juga memiliki banyak Murid-murid yang belajar Silat, menimba ilmu Silat.

Pada suatu hari,di daerah Talang Benih, tepatnya di perbatasan dengan Desa Rimbo Bujang, nampaklah sekelebat bayangan hitam melesat diantara semak belukar. Gerakannya tidak begitu lincah,sosoknya pendek namun tegap. Kepala agak besar, mata besar dan mulut pun lebar. Dia bepakaian serba hitam dan sambil membawa sesuatu yang terbungkus dalam karung. Entah apa isi bungkusan tersebut.

Karung inilah yang membuat larinya agak tertahan, langkahnya agak berat dan sedikit terganggu. Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya. Dia berdiri di persimpangan. Simpang ini dikenal dengan nama Simpang Talang Benih.

Pendekar pendek nampak sedikit bingung,mana arah jalan yang harus dituju.
 
"Hmm...kemanolaa jalan ko tadi dak,aii lupo ambo lah..." (Hemm, kemana jalan tadi yah, aduh aku kok bisa lupa), Bisik Sang Pendekar Pendek.

"Ke kiri apo ke kanan yo, aii dah ambo ko harus cepek-cepek sampai ke rumah, kalau idak,pasti Dt.Nizar marah besak..."
(Ke kiri atau ke kanan yah, saya harus cepat-cepat kerumah, kalau tidak pasti Datuk Nizar marah besar)

Pendekar pendek berpikir sejenak, dia memutar otak, tak lamapun dia tersenyum lebar.

"Ahaa...ambo ado ide, cubo ambo pakai jurus Air Ludah Menyembur bae, pasti bisa" (Aha, aku ada ide, coba aku gunakan jurus “Air Ludah Menyembur” saja, pasti bisa)” Bisik Pendekar pendek.

Lalu Pendekar Pendekpun cepat-cepat menampung ludahnya di telapak tangan kirinya. Dia langsung membaca aji-aji, mulutnya pun komat-kamit.

"Pang-pang Put,Keladi Wo-wo, Siapo tekentut,ditembak Rajo tuooo..!!!"
(Bang-bang tut, keladi wawa, siapa yang kentut ditembak Raja Tua)

Pada saat bersamaan air ludah ditangan kiripun ditepisnya dengan menggunakan tangan kanan. Akibatnya, air ludah di tangan pun terpercik ke arah kiri. Pendekar Pendekpun bergegas berlari ke arah kiri,sambil berbisik dalam hati.

"Mudah-mudahan bae idak salah." (mudah-mudahan saja tidak salah)

Diapun pergi sambil memikul karung hingga menghilang dari pandangan.


*
Penulis bernama Ardi Salman, Asal Kota Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Dikenal sebagai orang yang suka bercanda, namun kadang serius bak politikus. 

Ingin berkenalan dengan penulis cerita ini lewt Facebook, Disini : Ardi Salman

Ingin mengirim tulisan juga, kirim kesini : KIRIM TULISAN













Ads