Update Info Seni : Bedah Buku "Kekerasan Anti Tionghoa di Indonesia" -->
close
17 May 2014, 5/17/2014 02:18:00 AM WIB
Terbaru 2014-05-16T19:18:16Z
event

Update Info Seni : Bedah Buku "Kekerasan Anti Tionghoa di Indonesia"

Advertisement
Bedah-buku kekerasan anti tionghoa

Bedah Buku Kekerasan Anti Tionghoa di Indonesia 1996-1999


waktu : 21 Mei 2014, Pukul 21.30 WIB
Tempat : Balai Soedjatmoko Solo

Setiap kali ada perubahan politik di Indonesia selalu saja ada kambing hitam dari persoalan itu. Perubahan politik di Indonesia seakan membutuhkan korban untuk membuat kabur persoalan mendasar di negeri ini. Mereka yang menjadi kambing hitam bisa jadi berasal dari etnis atau kelompok masyarakat tertentu.
Etnis Tionghoa merupakan kelompok masyarakat yang sering kali menjadi kambing hitam dalam pergolakan politik di Indonesia. Masyarakat Tionghoa diidentikkan dengan masyarakat yang kaya secara ekonomi, dan tidak mampu bergaul dengan kelompok masyarakat lain. Mereka diasosiasikan sebagai bagian yang membuat negeri ini memiliki ketimpangan sosial ekonomi yang cukup tinggi. 
Tentu saja hal ini tidaklah benar, kondisi Indonesia tidak semata-mata ditentukan oleh satu etnisitas saja, tapi persoalan di negeri sungguhlah kompleks. Namun pemahaman dan pengertian akan akar persoalan bangsa tidak pernah secara tuntas diperbincangkan, kita begitu mudah lupa dan seolah mengabaikan bahwa negeri ini menyimpan banyak persoalan. 
Dr Jemma Purdey, seorang peneliti dari Australia mencoba mengungkap sisi gelap Indonesia dengan konsentrasi penelitian pada Kekerasan Anti Tionghoa di Indonesia pada tahun 1996-1999. Suatu periode yang mungkin sangat gelap bagi Indonesia, pada tahun-tahun ini Indonesia mengalami perubahan politik yang mengakibatkan kejatuhan Orde Baru, dan kekerasan yang merebak hampir di seluruh kota-kota besar tak terkecuali di Solo.
Solo mengalami siklus kekerasan yang berlangsung lima belas tahun sekali, dan hampir selalu masyarakat Tionghoa menjadi korban utamanya. Ini juga terjadi pada tahun 1998 lalu, pusat ekonomi kota Solo yang memang didominasi toko-toko milik masyarakat Tionghoa habis dibakar massa yang tidak jelas. Hal ini tentu saja tidak boleh terulang kembali, siklus itu harus diputus, masyarakat harus menyadari bahwa kekerasan merupakan cara lain untuk membuat kita lupa akan persoalan yang sebenarnya dari negeri ini.

Bagi yang ingin event/acara keseniannya di publish secara gratis disitus ini, kirimkan data acara anda ke kami lewat email : teater.petass@yahoo.com

Ads