Edisi Waisak: Seni Rupa Buddha -->
close
15 May 2014, 5/15/2014 02:12:00 AM WIB
Terbaru 2019-05-19T19:35:40Z
ArtikelSeni

Edisi Waisak: Seni Rupa Buddha

Advertisement
Selamat hari Trisuci Waisak bagi seluruh Umat Buddha di Indonesia, maupun di Dunia.

pojokseni,com - Dalam rangka menghormati saudara kita yang menganut agama Buddha, tim pojokseni.com kali ini mencoba untuk membahas seni dalam Buddha. Dari wikipedia, dikatakan bahwa Seni Buddhis adalah seni rupa yang dipengaruhi ajaran agama tersebut, dalam hal ini berasal dari ajaran para biksu maupun dari kitab suci mereka, Tripitaka. Beberapa benda yang termasuk dalam ritual agama Buddha justru juga dimasukkan dalam benda-benda bernilai seni tinggi, seperti Arca, Relief dan lukisan. 

Beberapa tokoh Budha (selain Sidharta Gautama) juga ada bentuk patungnya, dan rata-rata merupakan hasil seni rupa yang begitu indah. Sebagai warga Indonesia, tentu kita harus mengingat candi peninggalan masa Dinasti Syailendra milik umat Buddha yang tersohor hingga ke seluruh belahan dunia, Candi Borobodur. Salah satu mahakarya seni rupa, berbentuk sebuah candi yang termasuk ke dalam tempat suci dan terkait dengan ritual agama ini.

Patung Budha
Sebenarnya, seni rupa Buddha di Indonesia begitu kental nuansa India. Saat kerajaan (atau lebih tepatnya Kemaharajaan) Sriwijaya yang berpusat di Sumatera Selatan, perkembangan kesenian  Buddha dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru Nusantara. 

Untuk seni rupa ini, tidak hanya dari batu dan kayu, bahkan patung perunggu, perak, besi hingga emas sekalipun sudah ditemukan para arkeolog. Hal itu menunjukkan betapa kayanya budaya dari Buddha, yang juga ikut menyumbangkan tinta sejarah perkembangan seni di Nusantara.

Candi Borobudur

Kembali mengutip dari wikipedia, bahwa seni rupa Buddha Indonesia dari periode Jawa kuno dan Sriwijaya memiliki ciri khas sebagai berikut : wujudnya yang realis-naturalis, perhatian terhadap ekpresi, proporsi tubuh, dan keluwesan sikap tubuh, kehalusan pengerjaan, selera estetika yang unggul, serta kecanggihan teknik pembuatannya.


Note : Oleh sebab itulah, sebagai pecinta seni dan budaya, selayaknya kita tetap saling menghormati kepada seluruh golongan. Memang semua golongan memiliki latar belakang berbeda, tetapi untuk visi, semuanya satu : hidup aman dan damai, dunia dan akhirat.

Apa itu hari Waisak ?  


Sebenarnya, lebih sering disebut Hari Trisuci Waisak, karena pada hari ini ada tiga kejadian suci bagi ummat Buddha yakni : 


  1. Kelahiran Pangeran Sidharta, yang merupakan putra dari seorang raja yang bernama Raja Sudodhana dan ibu bernama Ratu Mahamaya. Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi.
  2. Pencapaian Penerangan Sempurna, pada usia Buddha yang ke 29 tahun ia pergi menuju Hutan untuk mencari Kebebasan dari usia tua, sakit, dan mati. Kemudian pada saat Purnama Sidhi di bulan Waisak Pertapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna dan mendapat gelar Sang Buddha.
  3. Pencapaian Parinibbana, yakni hari wafatnya sang Buddha pada usia ke 80 tahun di Kusinara. (ai/pojokseni)

Ads