Dasar-dasar Keaktoran (bag ii) -->
close
Adhyra Irianto
25 January 2014, 1/25/2014 12:29:00 AM WIB
Terbaru 2016-02-10T19:30:47Z
Materi Teaterteater

Dasar-dasar Keaktoran (bag ii)

Advertisement
pojokseni.com - Bila dalam artikel sebelumnya tentang dasar-dasar keaktoran bagian (1) telah dijelaskan secara panjang lebar tentang Vokal yang baik untuk aktor. Sekarang masuk pada bahasan selanjutnya yaitu tentang gerak.

Gerak yang baik ialah gerak yang :

1. Terlihat (blocking baik)

Blocking ialah penempatan pemain di panggung. Berarti diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi yang menyebabkan penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi. Selain tidak tertutup dengan pemain lain, posisi badan juga menentukan. Bilan anda berdiri membelakangi penonton, bukankah penonton juga tidak bisa melihat wajah anda? Tentu ekspresi yang dikeluarkan menjadi percuma.
Juga, berhati-hati bila menggunakan artistik yang besar di atas panggung. Karena, bila tidak berhati-hati, justru tubuh dan wajah anda malah tertutup oleh properti.

2. Jelas (tidak ragu ragu, meyakinkan)

Misalnya adegan menampar, maka lakukan secara dramatik bukan riil. Bila dramatik, maka adegan menampar terlihat riil, namun lawan main tidak merasa sakit. Bila adegan menampar riil, maka lawan main anda akan benar kesakitan. Untuk melakukan adegan yang dramatik namun tampak riil, maka gerakan  harus dilakukan dengan pasti tanpa ragu-ragu.
Contoh : kembali ke adegan menampar, ayunkan tangan sekuat tenaga hingga ke pipi lawan main. Namun, hentikan tengan anda ketika jarak masih terpaut dua-tiga centimeter lagi. Dari bangku penonton, adegan itu akan tampak begitu meyakinkan. Apalagi, ditambah dengan efek suara yang baik dan tepat, dipadukan lagi dengan akting lawan main anda yang juga meyakinkan, maka adegan itu akan menjadi sempurna.

3. Dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)

Aturan ini berlaku dominan untuk drama realism (Apa itu realism, cari artikelnya di situs ini!). Intinya, lakukan gerakan yang sama dengan yang anda lakukan sehari-hari, sehingga meskipun hanya gerak, tanpa suara, penonton sadar dengan apa yang anda lakukan. Misalnya, posisi tangan ketika memegang koran yang menunjukkan sedang baca koran, atau posisi duduk dan memegang cangkir kopi, yang menunjukkan benar-benar sedang minum kopi.

4. Menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Meski ini diletakkan terakhir, namun aturan gerak inilah yang paling penting. Ketika anda begitu menghayati dan hanyut dalam peran, maka setiap gerakan pun harus benar dihayati. Adegan memegang tangan seorang istri akan terasa lebih romantis bila anda benar menghayati peran anda sebagai suami. Adegan memukul seorang penjahat akan terasa lebih menegangkan bila anda benar menghayati peran anda sebagai pembela kebenaran. Begitu pula untuk peran-peran lainnya.

Selain itu, masih ada unsur-unsur yang harus dipenuhi agar seseorang mampu berperan diatas panggung. Richard Bolelavski menulis ada enam unsur tersebut, yakni :


1.Konsentrasi
Adanya penguasaan diri akan pemusatan kekuatan rohani, pikiran dan emosi

2.Ingatan Emosi
Proses mengulang segala peristiwa masa lalu, kejadian yg terlewat. Pengalaman pribadi itu dihadirkan untuk menunjang ransangan daya cipta.

3.Pembangunan Watak
Pembinaan emosi menuju klimaks untuk mengungkapkan susasana dramatis

4.Laku Dramatik
Diharapkan aktor dapat menumpahkan segenap kemampuannya.

5.Observasi atau pengamatan
Dapat dikatakan bhwa yg ada disekeliling kehidupan ini adalah suatu objek yg perlu diamati.

6.Irama
Adanya keteraturan yg dapat diukur oleh perubahan segala macam unsur yg terkandung dalam seni peran. Perubahan-perubahan itu dapat memberikan rangsangan estetik.

Richard Bolelavski


Ads