Dasar-dasar Keaktoran (Bagian 1) -->
close
Adhyra Irianto
01 December 2013, 12/01/2013 02:25:00 AM WIB
Terbaru 2015-08-04T14:56:49Z
Materi Teaterteater

Dasar-dasar Keaktoran (Bagian 1)

Advertisement
Aktor Teater Petass dalam lakon "Selamat Datang di Neraka" (Naskah : Rowan Atkinson)

Dasar-dasar akting (Bagian 1)
Adhyra Irianto, Instruktur Teater Petass SMAN 1 Curup


Dua hal terpenting yang akan dibahas dalam tulisan kali ini adalah : Vokal

1. Vokal

Vokal seorang aktor dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
Volume yang baik, Artikulasi yang baik, Intonasi yang baik dan penghayatan yang baik.

- Volume : Volume yang baik dapat dilihat dengan besarnya suara dan jangkauan suara. Dua jenis pernafasan yang dapat menunjang volume suara yang baik adalah pernafasan perut dan diagfragma. Tentang kedua jenis pernafasan yang dapat digunakan oleh aktor ini akan dibahas selanjutnya dalam materi "pernafasan".

- Artikulasi : Berbicara terlalu cepat, atau berantakan sehingga ungkapan yang digunakan menjadi tidak jelas, atau mungkin hal-hal lain yang membuat ungkapan dari aktor benar-benar tidak bisa terdengar jelas adalah hal-hal yang sangat mengganggu upaya sang aktor menyampaikan pesan. Oleh sebab itu, berlatih berkali-kali dalam membaca naskah dengan rileks dapat mengurangi resiko tersebut.

- Intonasi : Pengucapan kata maupun kalimat yang tepat sehingga pesan dari naskah atau dialog benar-benar sampai pada penonton. Misalnya : mengucapkan "Berapa?" bukan "Ber Apa?" karena lain pengucapan akan membedakan maknanya.Intinya, pengucapan atau pelafalan kata harus benar-benar tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan aktor.

- Penghayatan : Ini salah satu yang terpenting. Jangan menggunakan suara anak muda ketika menjadi peran kakek-kakek! atau sebaliknya! Cara berbicara anak muda yang sedang marah, galau, sedih, ceria dan lain sebagainya tentu sangat berbeda. Dimulai dari penghayatan peran, kemudian observasi suara dilapangan, baru kemudian latihan menggunakannya. Termasuk penggunaan dialek khas suku tertentu, apabila memang tuntutan peran. Sekali lagi, jangan sampai membuat artikulasi dan intonasi menjadi kacau.

Bila ingin mengutip sebagian atau keseluruhan isi artikel ini harap menyertakan sumber : www.pojokseni.co.id. Jangan lupa follow twitter kita @pojokseni untuk materi teater lainnya.

Bahasan Selanjutnya : Gerak
Sumber : Hodge, Alison, Twentieth century acting training.
Download PDF buku ini di SINI 

Ads